Mungkin banyak di antara kita yang berpikir bahwa makanan atau pangan adalah sesuatu yang biasa saja sebab hal itu sangat dekat dengan kehidupan kita. Tetapi, hari pangan sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober seolah membuat kita semua tersadar bahwa makanan atau pangan adalah sesuatu yang sangat berguna, sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Siapakah yang bekarja keras secara langsung dibalik semua itu? Tentu saja para petani.
Pemanasan global yang terjadi saat ini ikut mempengaruhi ilkim dan cuaca. Perubahan musim hujan dan kemarau semakin tidak menentu. Sudah tentu hal ini membuat para petani bingung, bagaimana menentukan pola tanam. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Chanel (IPCC) setiap kenaikan suhu 2 derajat Celcius akan menurunkan produksi pertanian 30 % di China dan Bangladesh pada 2050. Masalahnya adalah dampak keadaan tersebut tidak dibagi secara merata. Rakyat miskin di negara miskin akan semakin miskin akibat ketergantungan mereka akan sumber daya alam yang terus berubah-ubah sesuai dengan perubahan iklim. Dalam kondisi demikian, dunia diempas krisis pangan.
Meskipun msalah ini membuat para petani kebingungan, tetapi hal ini tidak menyurutkan niat mereka untuk terus bekarja, memproduksi makanan pokok bagi semua yang mengkonsumsinya. Namun apakah para petani sudah diberikan penghargaan yang setimpal dengan usaha dan kerja keras mereka? Sampai saat ini bisa dikatakan bahwa hal itu belum terlaksana, hampir di seluruh negara berkembang. Petani seperti dianaktirikan oleh pemerintah, bahkan oleh masyarakat yang mengkonsumsi apa yang telah mereka produksi.
Lewat pendiktean IMF dan Bank Dunia, investasi di sektor pertanian disunat, dialihkan ke led-export production. Lembaga produksi tidak tertarik untuk membantu peningkatan produksi pangan tetapi justru mendorong peningkatkan komoditas ekspor. Dana kerja sama pembangunan dari negara maju untuk negara berkembang naik dari 20 miliar dolar AS (1980) menjadi 100 miliar dolar AS (2007), tetapi pada saat yang sama dana untuk pertanian turun dari 17 miliar dolar AS menjadi 3 miliar dolar AS (Via Campesina, 2008). Bisa dikatakan bahwa petani, oleh kebanyakan masyarakat, dianggap sebagai sebuah pekerjaan rendahan.
Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa kesejahteraan petani dan pertanian sangat tidak diperhitungkan. Padahal kalau mau dibandingkan dengan semua itu, petani dan pertanianlah yang seharusnya lebih menjadi prioritas. Mengingat apa yang sudah mereka kerjakan, petani seharusnya mendapat kesejahteraan, sehingga membuat mereka tetap bisa melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
Pertanian juga seharusnya menjadi prioritas sebab pertanian yang sehat akan membuat pencapaian terhadap ketahanan pangan semakin mudah. Dengan adanya ketahanan pangan, krisis pangan dunia akan lebih mudah diatasi. Pemerintah sebaiknya menjamin akses petani atas tanah (reforma agraria), air, dan bibit lokal unggul. Dengan demikian petani dan pertanian akan semakin maju dan mungkin dengan cara seperti ini dapat mambantu mengatasi krisis pangan dunia.
REFERENSI
http://komunitasrakyattani.blogspot.com/2009/10/hari-pangan-sedunia-dan-kemandirian.html
image : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEF-CTR15ppgiPinmmpIght7fr9JgDvd_pGtZGCUPnxR-chrEQjG2eWuylVkRnW2-2e94OwzKtbQj7709YiwhhECQ0Ti8xXuvS7M0Z8tC4Z2x83QEoSIu-9cvQN5C_E2bX5-7NaGpS1qY/s320/hari_pangan.jpg
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar Anda di bawah ini terkait artikel di atas. Komentar Anda sangat berguna bagi perkembangan blog dan organisasi kami. Terima kasih telah berkunjung dan semoga bermanfaat. Salam !