Sponsors

Selasa, 21 Juni 2011

Indonesia dan ASEAN

    Beberapa pekan telah lewat sejak KTT ASEAN berlangsung pada tanggal 7-8 Mei lalu di Jakarta. KTT ke-18 ini diharapkan oleh banyak pihak mampu menjadi tonggak perubahan dalam tubuh ASEAN, sekaligus menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di antara negara-negara ASEAN sendiri maupun persoalan antara negera-negara ASEAN dengan negara-negara lainnya. Kepemimpinan Indonesia sebagai ketua ASEAN juga mendapat sorotan yang luar biasa dari berbagai pihak. Indonesia sebagai negara yang paling besar di ASEAN diharapkan mampu menjadi pamong dan pemimpin yang mampu membawa ASEAN ke arah yang lebih baik.
Banyak pemikir dan analisis yang mengatakan bahwa sebagai sebuah komunitas, ASEAN menghadapi begitu banyak tantangan, baik secara internal maupun tantangan-tantangan eksternal. Secara internal tantangan itu misalnya berupa vested interest dari beberapa anggotanya, kemudian persoalan-persoalan mendasar yang menempatkan ASEAN bukan hanya sebagai organisasi ‘minum kopi’ kaum elit, tetapi menjadi organisasi bersama masyarakat ASEAN, hingga persoalan-persoalan antara negara-negara ASEAN sendiri, misalnya sengketa perbatasan dan lain sebagainya. Secara eksternal tantangan itu datang dari dampak globalisasi, kejahatan lintas negara, hingga persoalan lingkungan hidup, ekonomi, dan persoalan sosial budaya (demokrasi, penegakan HAM, free trade area) dan lain sebagainya. Tantangan-tantangan tersebut menjadi bagian yang terbesar dari koeksistensi ASEAN dalam konteks regional kawasan Asia Tenggara maupun dalam konteks global. Tantangan-tantangan ASEAN itu sendiri menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi negara-negara ASEAN, lebih khusus bagi Indonesia sebagai pemimpin ASEAN saat ini. Indonesia memagang perananan yang sangat penting dalam penyelesaian berbagai persoalan yang berhubungan dengan keutuhan dan keberlangsungan ASEAN sebagai sebuah komunitas.
Tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh ASEAN adalah globalisasi dan dampaknya. Globalisasi menyebabkan semakin menghilangnya batas antara satu negara dengan negara lain seiring dengan meningkatnya perdagangan internasional dan hubungan antara satu negara dengan negara lain. Seperti yang diungkapkan oleh Jose T. Almante, bahwa letak geografis negara-negara ASEAN yang begitu strategis menyebabkannya memiliki peluang yang besar untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan bebas dan investasi yang terbuka. Peningkatan kesejahteraan harus berbanding lurus dengan penciptaan pasar yang efektif dan efisien. Tantangan globalsasi menyebabkan ASEAN mau tidak mau harus lebih terbuka dan mengusahakan pasar yang sehat. Walaupun demikian tetap saja globalisasi bisa berdampak negatif tergantung pada sejauh mana globalisasi merasuk ke semua sendi kehidupan masyarakat ASEAN.
Sekurang-kurangnya ada 10 hal yang menjadi hasil keputusan yang diraih oleh KTT ke-18 ASEAN di Jakarta beberapa waktu lalu, antara lain:
Konektivitas ASEAN
Konektivitas itu dilakukan dengan membangun infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, dan people to people contact.


Ketahanan Pangan dan Energi
Kenaikan  harga pangan dan kelangkaan energi merupakan salah satu isu penting. Di bidang energi, ASEAN sepakat mengembangkan energi terbarukan.
Konflik Thailand dan Kamboja
Peaceful solution merupakan hal yang ditawarkan oleh para pemimpin ASEAN dalam menyelesaikan sengketa antara Thailand dan Kamboja.
Regional Architecture
ASEAN + 1, ASEAN +3, APEC, dan ASEAN Regional Forum merupakan beberapa contoh regional group yang dibangun di wilayah ASEAN, Asia Timur, dan Pasifik. Peran ASEAN dalam berbagai regional architecture tersebut menjadi poin penting.
People Center Association
ASEAN people to people atau people center  merupakan salah satu output KTT ini.
Penanganan Bencana Alam
Wilayah Asia tenggara merupakan wilayah yang rawan bencana. Maka, perlu kerja sama di antara negara-negara ASEAN.
Kerjasama Subkawasan ASEAN.
Kerjasama di bidang eko-tourism atau penciptaan konektivitas yang lancar antara negara-negara anggota diharapkan meningkat dan mampu membawa keuntungan bersama.
Penyelengaraan The 1st East Asia Summit
Acara itu disepakati diselenggarakan di Indonesia dan untuk pertamakalinya akan dihadiri oleh 2 anggota baru, yaitu Amerika Serikat dan Rusia.
Keanggotaan Timor Leste
Timor Leste secara formal telah mengajukan proposal kepada Presiden SBY agar keanggotaannya di ASEAN dipercepat.
Pertukaran Myanmar dan Laos Sebagai Ketua ASEAN
Laos ingin bertukar waktu kepemimpinannya dengan Myanmar, yang semula pad tahun 2014 menjadi 2016
Dari kesepuluh hasil keputusan dalam KTT ini, ASEAN diharapkan semakin mampu membawa dirinya sebagai organisasi regional yang terintegrasi secara solid, serta mampu mengondisikan diri secara baik dalam hubungan dengan komunitas yang lebih luas dalam tataran global.
Indonesia sebagai ketua ASEAN kiranya mampu mendorong penyelesaian konflik yang terjadi antara Kamboja dan Thailand, sehingga eskalasi konflik tidak meluas dan tidak berdampak signifikan terhadap stabilitas di kawasan. Indonesia kiranya juga mampu mendorong tercipatanya kawasan Asia Tenggara yang lebih kondusif demi cita-cita untuk menjadi satu komunitas yang solid dan mampu menjawabi persoalan dan berbagai tantangan yang ada.

(SAN THOBIAS)

REFERENSI
“KTT ASEAN Hasilkan 10 Kesepakatan Penting”, dalam http://www.detiknews.com/read/2011/05/08/221910/1635039/10/ktt-asean-hasilkan-10-kesepakatan-penting, diakses pada 18 Mei 2011
Centre for Strategic and International Studies (CSIS). 2001, Towards An ASEAN Strategy of Globalization, CSIS: Jakarta
        Flores, Jamil Maidan. 2000, ASEAN Economic Cooperation: Helping the Breadwinners of Southeast Asia, the ASEAN Secretariat: Jakarta






0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar Anda di bawah ini terkait artikel di atas. Komentar Anda sangat berguna bagi perkembangan blog dan organisasi kami. Terima kasih telah berkunjung dan semoga bermanfaat. Salam !