Selamat Datang di KOIN

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum. ed ut perspiciatis unde omnis iste.

Sponsors

Rabu, 22 Juni 2011

Bedah Film "Black Hawk Down"





Kajian Organisasi Internasional (KOIN) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta mengadakan kegiatan bedah film. Adapun film yang akan dibedah kali ini yakni film Black Hawk Down yang ddisutradarai oleh Ridley Scott, yang juga pernah menyutradarai film Gladiator.
       Bagi teman-teman yang ingin bergabung dalam kegiatan ini, bisa langsung datang ke Lab Organisasi Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta pada hari Sabtu, 25 Juni 2011 pukul 09.00-12.00. Kehadiran dan partisipasi dari teman-teman kami tunggu. Jangan lupa datang ya ! Salam.

Selasa, 21 Juni 2011

Indonesia dan KTT ke-18 ASEAN 2011

Association of Southeast Asian Nations atau yang lebih dikenal dengan ASEAN merupakan sebuah organisasi internasional dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bankok oleh IndonesiaMalaysiaFilipinaSingapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, memajukan perkembangan sosial, dan pembangunan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian dan keamanan di kawasan regionalnya. Sejak berdirinya, ASEAN telah memungkinkan terciptanya keadaan kawasan yang damai dan stabil, yang memungkinkan negara-negara di kawasan untuk membangun kerja sama antar negara-negara anggota dan mencapai kesejahteraannya. 
            Baru-baru ini, Indonesia ditunjuk sebagai ketua ASEAN kembali pada tanggal 1 Januari 2011 setelah menutup KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, Vetnam(1). Sebagai ketua ASEAN 2011, Indonesia telah mempersiapkan beberapa hal yang diupayakan untuk membawa bangsa-bangsa di Asia Tenggara ini untuk menuju terbentuknya ASEAN Community pada tahun 2015 sebagai tema kepemimpinannya sekaligus menempatkan ASEAN sebagai sentralitas dalam perkembangan tataran global yang tengah berubah dan bergerak ke arah titik berat strategis dan ekonomi dunia, khususnya di Asia Pasifik. Belajar dari pengalaman sebelumnya yang pernah menjabat sebagai ketua ASEAN, Indonesia  ingin memastikan bahwa pembentukan Komunitas ASEAN pada 2015 akan dapat dicapai tepat pada waktunya. Selain itu, Indonesia juga sedang memikirkan agar ASEAN dapat berperan aktif dan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian permasalahan dunia setelah 2015.
            Selama memimpin ASEAN 2011, Indonesia telah membuat 3 hal yang menjadi prioritasnya. Yang pertama yaitu memastikan adanya kemajuan yang signifikan yang tertata, dan konkret terhadap  pembentukan komunitas ASEAN tahun 2015 mendatang yang didasarkan pada tiga pilar, yakni politik-keamanan, ekonomi, dan sosio-kultural. Hal ini dilakuukan untuk mengukur pencapaian masing-masing negara anggota ASEAN dalam mengimplementasikan kebijakan dalam tiga pilar ASEAN itu sendiri(2). Yang kedua,  memastikan bahwa arsitektur lingkungan dan regional di wilayah ASEAN kondusif untuk berlangsungnya pembangunan terkait dengan KTT di Asia Timur (East Asia Summit) yang terdiri atas negara anggota ASEAN ditambah Jepang, China, Korea Selatan, Selandia Baru, Australia, India, dengan ditambahnya dua anggota baru, yaitu AS dan Rusia. Hal ini dilakukan oleh Indonesia untuk menciptakan Dynamic equilibrium  (keseimbangan dinamik) agar  tidak ada kekuatan dominan tunggal di kawasan dan berbagai negara berinteraksi secara damai dan menguntungkan(3). Yang ketiga, yaitu peran Indonesia dalam mengatasi isu-isu global yang terjadi di kawasan Asia tenggara berkaitan dengan isu ekonomi,politik, dan terutama di bidang keamanan, dimana hal ini tampak pada peran Indonesia sebagai fasilitator penyelesaian konflik yang terjadi antara kamboja-thailand, dimana para pemimpin negara ASEAN mendukung tindakan Indonesia tersebut(4). Para pemimpin ASEAN memiliki sikap yang sama yaitu perlunya mengedepankan penyelesaian perbedaan secara damai dan mencegah kontak senjata antara kedua negara.
            Menurut penulis, selama kepemimpinan Indonesia sebagai ketua ASEAN 2011 sudah berlangsung dan dijalankan dengan baik. Hal ini terbukti dari keberhasilan Indonesia di beberapa hal seperti penanganan konflik Kamboja-Thailand, kerja sama pertahanan keamanan maritim, operasi penjaga perdamaian, peningkatan industri pertahanan, penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Selain itu di bidang ekonomi Indonesia juga berhasil memanfaatkan posisinya sebagai ketua ASEAN untuk melibatkan diri
secara aktif dalam berbagai forum kerja sama ekonomi global, dimana Indonesia menjadi tuan rumah berlangsungnya ASEAN Finance Ministers Meeting (AFMM) (5).
            Dalam kegiatan ini  bukan tidak mungkin kelak Indonesia akan mampu menjadi negara besar dengan pertumbuhan ekonomi mencapai dua digit sehingga mimpi untuk masuk ke dalam kelompok negara berkembang dan berpengaruh dalam perekonomian global (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan/BRICS) dapat tercapai.   Namun dengan berbagai tindakan dan upaya yang telah dilakukan, dapat diharapkan untuk memperbaiki citra Indonesia di mata  Internasional dimana saat ini Indonesia sendiri tengah di cederai oleh kasus-kasus dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam negeri sehingga mengakibatkan reputasi dan kepercayaan negara-negara internasional terhadap Indonesia menurun.
            Oleh karena itu, penulis banyak berharap agar Indonesia dengan menyandang jabatan sebagai ketua ASEAN dapat terus berupaya meningkatkan reputasi dan bargainning possitionnya di kawasan Asia Tenggara, khususnya seiring dengan peran dan relevansi Indonesia di ASEAN. Akhir kata, semoga 
kedepannya Indonesia dapat menjadi lebih baik dan belajar dari pengalaman sebelumnya.


Sumber referensi

- Visi Indonesia sebagai ketua Asean 2011 (http://www.deplu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=4318&l=id)
- http://www.detiknews.com/read/2011/05/03/114249/1631141/10/3-prioritas-indonesia-sebagai-ketua-asean
http://www.wartaberita.co.cc/ktt-asean-pemimpin-asean-dukung-indonesia-fasilitasi-penyelesaian-konflik-kamboja-thailand/
http://news.okezone.com/read/2011/04/28/58/450833/ekonomi-dan-kepemimpinan-indonesia-di-asean



Penulis : Edho Fernando
Mahasiswa HI 2009 


Lihat Profil
Edho Fernando


Indonesia : ASEAN Leader 2011

    Association of Southeast Asian Nations (ASEAN, basically was established in Bangkok on 8th August 1967 by five former countries: Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore, and Philippine. The establishment of ASEAN initially determined to constrain the expansion of communism ideology. Furthermore the subsequent developments of ASEAN show that ASEAN has become a regional cooperation forum in economic, security, and political sectors. ASEAN has become more important for ten countries in Southeast Asia region (Indonesia, Malaysia, Singapore, Philippine, Thailand, Vietnam, Cambodia, Laos, Brunei, Burma). 
            In 2011 Indonesia has an opportunity to become ASEAN’s leader. Indonesia becomes the leader of ASEAN after the substitution of Brunei. Surely, in this position Indonesia should show the responsibilities on solving many problems happening in Southeast Asia region. As far as we know, there are lot of problems happened in South East Asia.
            There are some problems that Indonesia should focus on. First, the Thailand and Cambodia conflict on Phrear Vear temple in the borderline of those countries. As far as we know, this conflict has injured and killed many innocent people. This is really a serious problem for ASEAN. The question is on how ASEAN tries to make a best solution for both countries. Absolutely, ASEAN should try to find the solution without ignoring non interference principle. The initiative should also come from Indonesia as the leader of ASEAN. Indonesia should meet both Thailand and Cambodia and should try to make a better solution for both countries. ASEAN should try to find a compatible solution, so that there will be no noncombatant victims of the conflict. The reason of being a ‘people to people’ organization which can answer all people’s voices in Southeast Asia should be taken as a reason to find a proper solution to solve this problem.
            The second problem is about terrorism, people smuggling, and another security problem. Basically, ASEAN has initiated cooperation between the members to encounter and solve these problems. Terrorism has become a central issue nowadays. ASEAN should become more and more serious on encountering terrorism. The fact that Southeast Asia has become one of terrorism base should be put as a serious problem.
            The third one is the plan to apply Republic Democratic of East Timor as the eleventh member. This also becomes a serious problem too. East Timor or Timor Leste has become a new country in Southeast Asia region (after separated from Indonesia in 1999). If we compared it with another ASEAN member of course Timor Leste can also become one of ASEAN member.
            Indonesia’s leadership in 2011 absolutely become  a big challenge. Why? It is because Indonesia must concern in solving ASEAN multi dimensional problems. Indonesia’s contribution is needed in this context; also to reach the goals on building ASEAN community in 2015. A good step taken by Indonesia can also become a stepping stone for ASEAN commonly and also to prepare ASEAN to become a community in 2015.
            Finally, it depends on Indonesia especially President Yudhoyono and the decision makers to decide the point of being leader of ASEN and what should be done first.
Reference
Luhulima CPF,dkk, Masyarakat Asia Tenggara  Menuju Komunitas ASEAN 2015, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2008.

Penulis : Titus Bransma Heru
Mahasiswa HI 2009

Sumber gambar : http://www.thejakartapost.com/files/images/1asean2.jpg


Hembusan Nafas Garuda

Bagai angin memacu waktu

Selalu berpijar namun tak sampai

Laksana bernafas di antara deru kehampaan

Menanti kesempatan demi sebuah perubahan

Dunia telah merenda duduk

Menyapa lenggang lewat udara

Menyuarakan pesan yang harus diperankan

Demi lahirnya sebuah bintang kehidupan

Sudah waktunya kita bergema

Menabur irama garuda ke angkasa

Agar kelak angin menyampaikan pada dunia

Bahwa kita bagian sejarah mereka

By : Fazrin Wijaya Kusuma














Lihat Profil Fazrin Wijaya Kusuma

Indonesia dan ASEAN

    Beberapa pekan telah lewat sejak KTT ASEAN berlangsung pada tanggal 7-8 Mei lalu di Jakarta. KTT ke-18 ini diharapkan oleh banyak pihak mampu menjadi tonggak perubahan dalam tubuh ASEAN, sekaligus menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di antara negara-negara ASEAN sendiri maupun persoalan antara negera-negara ASEAN dengan negara-negara lainnya. Kepemimpinan Indonesia sebagai ketua ASEAN juga mendapat sorotan yang luar biasa dari berbagai pihak. Indonesia sebagai negara yang paling besar di ASEAN diharapkan mampu menjadi pamong dan pemimpin yang mampu membawa ASEAN ke arah yang lebih baik.
Banyak pemikir dan analisis yang mengatakan bahwa sebagai sebuah komunitas, ASEAN menghadapi begitu banyak tantangan, baik secara internal maupun tantangan-tantangan eksternal. Secara internal tantangan itu misalnya berupa vested interest dari beberapa anggotanya, kemudian persoalan-persoalan mendasar yang menempatkan ASEAN bukan hanya sebagai organisasi ‘minum kopi’ kaum elit, tetapi menjadi organisasi bersama masyarakat ASEAN, hingga persoalan-persoalan antara negara-negara ASEAN sendiri, misalnya sengketa perbatasan dan lain sebagainya. Secara eksternal tantangan itu datang dari dampak globalisasi, kejahatan lintas negara, hingga persoalan lingkungan hidup, ekonomi, dan persoalan sosial budaya (demokrasi, penegakan HAM, free trade area) dan lain sebagainya. Tantangan-tantangan tersebut menjadi bagian yang terbesar dari koeksistensi ASEAN dalam konteks regional kawasan Asia Tenggara maupun dalam konteks global. Tantangan-tantangan ASEAN itu sendiri menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi negara-negara ASEAN, lebih khusus bagi Indonesia sebagai pemimpin ASEAN saat ini. Indonesia memagang perananan yang sangat penting dalam penyelesaian berbagai persoalan yang berhubungan dengan keutuhan dan keberlangsungan ASEAN sebagai sebuah komunitas.
Tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh ASEAN adalah globalisasi dan dampaknya. Globalisasi menyebabkan semakin menghilangnya batas antara satu negara dengan negara lain seiring dengan meningkatnya perdagangan internasional dan hubungan antara satu negara dengan negara lain. Seperti yang diungkapkan oleh Jose T. Almante, bahwa letak geografis negara-negara ASEAN yang begitu strategis menyebabkannya memiliki peluang yang besar untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan bebas dan investasi yang terbuka. Peningkatan kesejahteraan harus berbanding lurus dengan penciptaan pasar yang efektif dan efisien. Tantangan globalsasi menyebabkan ASEAN mau tidak mau harus lebih terbuka dan mengusahakan pasar yang sehat. Walaupun demikian tetap saja globalisasi bisa berdampak negatif tergantung pada sejauh mana globalisasi merasuk ke semua sendi kehidupan masyarakat ASEAN.
Sekurang-kurangnya ada 10 hal yang menjadi hasil keputusan yang diraih oleh KTT ke-18 ASEAN di Jakarta beberapa waktu lalu, antara lain:
Konektivitas ASEAN
Konektivitas itu dilakukan dengan membangun infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, dan people to people contact.


Ketahanan Pangan dan Energi
Kenaikan  harga pangan dan kelangkaan energi merupakan salah satu isu penting. Di bidang energi, ASEAN sepakat mengembangkan energi terbarukan.
Konflik Thailand dan Kamboja
Peaceful solution merupakan hal yang ditawarkan oleh para pemimpin ASEAN dalam menyelesaikan sengketa antara Thailand dan Kamboja.
Regional Architecture
ASEAN + 1, ASEAN +3, APEC, dan ASEAN Regional Forum merupakan beberapa contoh regional group yang dibangun di wilayah ASEAN, Asia Timur, dan Pasifik. Peran ASEAN dalam berbagai regional architecture tersebut menjadi poin penting.
People Center Association
ASEAN people to people atau people center  merupakan salah satu output KTT ini.
Penanganan Bencana Alam
Wilayah Asia tenggara merupakan wilayah yang rawan bencana. Maka, perlu kerja sama di antara negara-negara ASEAN.
Kerjasama Subkawasan ASEAN.
Kerjasama di bidang eko-tourism atau penciptaan konektivitas yang lancar antara negara-negara anggota diharapkan meningkat dan mampu membawa keuntungan bersama.
Penyelengaraan The 1st East Asia Summit
Acara itu disepakati diselenggarakan di Indonesia dan untuk pertamakalinya akan dihadiri oleh 2 anggota baru, yaitu Amerika Serikat dan Rusia.
Keanggotaan Timor Leste
Timor Leste secara formal telah mengajukan proposal kepada Presiden SBY agar keanggotaannya di ASEAN dipercepat.
Pertukaran Myanmar dan Laos Sebagai Ketua ASEAN
Laos ingin bertukar waktu kepemimpinannya dengan Myanmar, yang semula pad tahun 2014 menjadi 2016
Dari kesepuluh hasil keputusan dalam KTT ini, ASEAN diharapkan semakin mampu membawa dirinya sebagai organisasi regional yang terintegrasi secara solid, serta mampu mengondisikan diri secara baik dalam hubungan dengan komunitas yang lebih luas dalam tataran global.
Indonesia sebagai ketua ASEAN kiranya mampu mendorong penyelesaian konflik yang terjadi antara Kamboja dan Thailand, sehingga eskalasi konflik tidak meluas dan tidak berdampak signifikan terhadap stabilitas di kawasan. Indonesia kiranya juga mampu mendorong tercipatanya kawasan Asia Tenggara yang lebih kondusif demi cita-cita untuk menjadi satu komunitas yang solid dan mampu menjawabi persoalan dan berbagai tantangan yang ada.

(SAN THOBIAS)

REFERENSI
“KTT ASEAN Hasilkan 10 Kesepakatan Penting”, dalam http://www.detiknews.com/read/2011/05/08/221910/1635039/10/ktt-asean-hasilkan-10-kesepakatan-penting, diakses pada 18 Mei 2011
Centre for Strategic and International Studies (CSIS). 2001, Towards An ASEAN Strategy of Globalization, CSIS: Jakarta
        Flores, Jamil Maidan. 2000, ASEAN Economic Cooperation: Helping the Breadwinners of Southeast Asia, the ASEAN Secretariat: Jakarta






Selasa, 14 Juni 2011

Galeri Foto Seminar Pendidikan 2011

< KOIN Crew >
Seminar Pendidikan 2011 bertajuk "MDGs dan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal : Mencerdaskan Kehidupan Bangsa?" baru saja selesai beberapa hari yang lalu. Tapi semangat untuk kembali membangun pendidikan di Indonesia harus tetap terpatri dalam masing-masing individu. Kali ini KOIN akan share beberapa foto terkait kegiatan seminar kemarin.